Kamis, 30 Oktober 2014

(SOAL DARI IBU) Perbedaan frasa dan kata majemuk ? beserta contohnya



Pengertian frasa
Frasa adalah satuan linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang tidak mempunyai ciri-ciri klausa (Cook,1971:91 Elson and pickett, 1969: 73) atau tidak melampaui batas subjek atau predikat (Ramlan, 1976 : 50): dengan kata lain : sifatnya tidak predikatif.
Venhaer (2001)menjelaskan bahwa frasa adalah kelompok kata yang merupakan bagian fungsional dari tuturan yang lebih panjang.
Kentjono (1990) mendefinisikan frasa sebagai satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih dari dua kata yang tidak berciri klausa dan yang pada umumnya menjadi pembentuk klausa.
Keraf (1991) menyatakan bahwa frasa merupakan suatu konstruksi yang terdiri atas dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan.
Kridalaksana (1993) menegaskan bahwa frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif. Gabungan ini dapat rapat, dapar renggang.
Parcra (1994) yang memberi batasan frasa sebagai suatu konstruksi yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih baik dadal bentuk sebuah pola dasar kalimat maupun tidak.
Chaer (1998) menyatakan bahwa frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang merupakan satu kesatuan dan menjadi salah satu unsur atau fungsi kalimat (subjek, predikat,objek, atau keterangan)

Ciri cira frasa
Sesuai dengan definisi-definisi yang dikemukakan para ahli, maka dapat mengidentifikasi frasa sebagai suatu satuan atau konstruksi yang berciri : (i) terdiri atas dua kata atau lebih yang berhubungan dan membentuk suatu kesatuan, (ii)tidak bersifat predikatif, (iii) tidak berciri klausa, (iv) merupakan unsur pembentuk klausa, dan (v) menempati salah satu unsur atau fungsi dalam kalimat.
Selain itu, ciri atau kriteria lain yang dapat dipakai untuk menandai frasa yakni dengan menggunakan kriteria unsur supragmental berupa intonasi. Unsur supregmental yang dipakai adalah jeda.
Frasa memiliki dua sifat yaitu :
a.       Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
b.      Frasa merupakan satauan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Maksudnya frasa itu selain terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, yaitu S, P, O,PDL, atau KET.
Ciri frasa ada tiga yaitu :
a.       Tidak mempunyai predikat (nonpredikatif).
b.      Proses pemaknaannya berbeda dengan idiom.

Perbedaan Frasa
Frasa tidak boleh mengandung predikat karena kelompok kata yang mengandung predikat akan membentuk klausa. Bahkan dapat membentuk kalimat. Yang dimaksud dengan predikat adalah kata atau kelompok kata yang menerangkan peerbuatan/tindakan atau sifat dari subjek(pelaku).
Dalam contoh di bawah ini pada kolom kata berpredikat dengan mudah diketahui adanya unsur perbuatan atau aksi, walaupun subjeknya tidak dicantumkan. Kelompok kata yang mengandung predikat adalah klausa, sedangkan kelompok kata yang tidak mengandung predikat adalah frase.
Kata majemuk
Kata majemuk ialah kata yang terdiri dari dua kata sebagai unsurnya. Di damping itu, ada juga kata majemuk yang terdiri dari satu kata dan satu pokok kata sebagai unsurnya. Misalnya, daya tahan, lempar lembing, da nada pula yang terdiri dari pokok kata semua, misalnya lomab lari, jual beli,simpanpinjam, dan lain lain.
Para penulis tat Bahasa sangat memerhatikan aspek ortografinya memerikan ciri bahwa yang disebut kata majemuk adalah kata yang terdiri dari dua bagian tetapi ditulis serangkai seperti, matahari, hulubalang, daripada, dan peribahasa.
Para tata Bahasa struktur. Datang dengan konsep bahwa kedua unsur kata majemuk tidak bisa dipisahkan dengan unsur lain dan tidak bisa dipisahkan dengan unsur lain dan tidak bisa dibalik susunannya.Umpamanya bentuk mata sapi dalam arti telur yang digoreng tanpa dihancurkan adalah sebuah kata majemuk sebab tidak bisa dipisah misalnya menjadi matanya sapi atau mata dari sapi atau tidak bisa dibalikkan menjadi sapi mata.
Pembicaraan tentang verba majemuk dimulai dengan dibedakannya verba majemuk dengan bentuk yang mirip yang disebut idiom. Baik verba majemuk maupun idiom sama sama dibentuk dengan cara menggabungkan kata dengan kata. Bedanya, kalau makna verba majemuk secara langsung masih bisa ditelusuri dari makna komponen komponennya, sedangkan idiom tidak bisa. Maka maknanya.
Verba majemuk       : A+B bermakna  AB
Idiom                            : A+B bermakna C
Misalnya, terrjung paying adalah sebuah verba majemuk karena maknanya yaitu melakukan terjun dengan memakai alat semacam paying. Jadi, masih ada hubungannya dengan makna terjun dan kata paying. Sedangkan naik darah dalam arti menjadi sangat marah adalah sebuah idiom sebab maknanya tidak bisa ditelusuri dari kata naik dan kata darah.
Ciri kedua verba majemuk adalah urutan komponen komponennya tidak bisa dipertukarkan karena keduanya sudah tampak sangat erat. Jadi bentuk pada kolom sebelah kiri adalah verba majemuk sedangkan disebelah kanan bukan.
Temu wicara
Wicara temu
Tatap muka
Muka tatap

Kedua komponen tidak dapat dipisahkan oleh kata lain. Misalnya, bentuk temu wicara, siap tempur, tatap muka tidak bisa dijadikan, misalnya temu untuk wicara, siap guna tempur, tatap dengan muka. Ciri ini bersandar pada teori strukturalis (keraf,1991).
Perbedaan verba majemuk dengan frasa verbal. Hubungan antarkata dalam frasa verbal majemuk bukan. Perhatikan kolom sebelah kanan adalah frasa verbal
Terjun payung
Sudah terjun
Temu wicara
Bertemu untuk bicara
Berdasarkan bentuknya verba majemuk dibagi menjadi tiga yaitu (i) verba majemuk dasar (ii) verba majemuk berafik,(iii) verba majemuk berulang. Sedangkan menurut hubungan komponen-komponen dibedakan atas (1) verba majemuk setara,(2) verba majemuk bertingkat.
Pembicaraan mengenai adjektiva majemuk tidak di awali dengan apa yang dimaksuddengan konsep adjektiva majemuk melainkan langsung mengatakan adjektiva majemuk ada yang berupa gabungan morfem bebas atau lebih.contoh adjektiva majemuk yang berupa morfem terikat dan morfem bebas antara lain :
Antarbangsa
Interlokal
Contoh berupa gabungan morfem bebas dengan morfem bebas yaitu :
Besar kepala
Gagal total
Pembicaraan tentang nomina bahwa kriteria dipakai untuk
Majemuk diawali dengan penjelasan bahwa kriteria yang dipakai untuk menentukan nomina majemuk sama dengan yang digunakan untuk menentukan verba majemuk. Pertama, perlu dibedakan dulu antara nomina majemuk dengan nomina idiom. Makna nomina majemuk dapat ditelusuri secara langsung dengan kata-kata yang digabungkan sedangkan nomina idiom tidak dapat. Misalnya bentuk unjuk rasa adalah nomina majemuk sebab maknanya dapat ditelusuri dari kata unjuk dan kata rasa. Sedangkan kaki tangan adalah sebuah nomina idiom sebab maknanya tidak dapat ditelusuri dari makna kata kakai dan kata tangan. Kedua, urutan kata pada nomina majemuk telah menyatu sehingga tidak bisa dipertukarkan tempatnya. Berbeda dengan frasa nominal yang urutan katanya mengikuti akidah

1 komentar:

  1. artikel sangat membantu gan...silakan berkunjung ke blog saya gan...
    http://ragambahasakita.blogspot.co.id/

    BalasHapus